Selasa, 13 Januari 2009


HATI

Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1500 g (3 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatica. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.

1.Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memliki tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.
2.Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
3.Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel. Saluran portal, masing-masing berisis sebuah cabang vena portal, arteri hepatika, dan duktus empedu, membentuk sebuah lobulus portal.
Fungsi utama hati :
1.Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.
2.Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.
a.Hati berperan penting dalam mempertahankan hoemeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
b.Hati mengurai protein dari sel-seltubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
c.Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.
d.Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu. 
3.Penyimpanan. Hati menyimpan mineral serta vitamin larut lemak.
4.Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.
5.Produksi Panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur.
6.Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

Fungsi dari sel-sel hati dibagi menjadi :
1.Fungsi sel epitel 
a.Sebagai pusat metabolisme diantaranya : metabolisme hidrat arang, protein, lemak, empedu.
b.Sebagai alat penyimpanan vitamin dan bahan makanan hasil metabolisme.
c.Sebagai alat ekskresi untuk keperluan badan kita, diantaranya : mengeluarakan glukosa, protein, faktor koagunasi, enzim, empedu.
d.Proses detoksifikasi.
2.Fungsi sel kupfer sebagai sel endotel yang mempunyai fungsi sebagai sistem retikulo endotelia
a.Menguraikan Hb menjadi bilirubin. 
b.Membentuk A-globulin dan inune bodiest.
c.Sebagai alat fagositosis terhadap bakteri dan element korpuskulen atau mikromolukuler.
  Hati sebagai pusat metabolisme
1.metabolisme bilirubin
bilirubin merupakan produk terakhir dari hem, berasal dari Hb dan mioglobin yang mengalami metabolisme di hati yang akan di sekresikan dalam empedu menuju usus. Sbagian bilirubin diabsorpsi oleh mukosa usus halus bagian bawah dan usus besar untuk mengalami sirkulasi enterohepatik dan di sekresikan ke ginjal sebagian kembali diekresikan ke usus.
*sumber bilirubin
±6 gr Hb dihancurkan per hari dan terbentuk bilirubin sebanyak 30mlgr. Bilirubin diproduksi di sistem sel retikulo endotelial/RES terutama dalam hati dan limfa.
±80-85% bilirubin berasal dari Hb eritrosit matang. Katabolisme Hb diawali dari terpisahnya globin dari hem mikrsomal. Enzim ini membutuhkan O2 dan NADH. Oleh bilirubin reduktase biliverdin diubah menjadi bilirubin. Sekitar 15-20% bilirubin dibentuk dari sumber-sumber lain seperti sel-sel eritroid matang dalam sumsum tulang(disebut erotropoesis nonefektif) dan komponen eritrosit dihati termasuk hem dan hemoprotein(antara lain sitokrom, mioglobin, dan enzim yang mengandung hem).

*transportasi bilirubin
Setelah bilirubin terbentuk dan memasuki plasma kemudian terikat erat oleh albumen. Kapasitas pengikatnya sebanyak 2 mol bilirubin per mol albumen. Dalam jumlah kecil ikatan ini terfiltrasi oleh ginjal, filtrasi akan bertambah bila ada zat-zat lain(asam lemak, antibiotik, anion organik) yang berkompetensi dengan bilirubin untuk mengikat albumen sehingga terjadi difusi nonionik bilirubin dalam hati dan jaringan lain. Bilirubin terkonjugasi juga terikat oleh albumen tetapi kurang kuat dibandingkan dengan bilirubin tidak terkonjugasi. Jadi kenyataannya bilirubin terkonjugasi dapat difiltrasi glomerolus ginjal. Bilirubin ditemukan dalam cairan tubuh (liquor serebrospinal, efusi sendi, kista) sesuai dengan kandungan albumin pada cairan tersebut, bilirubin tidak ditemukan pada air mata, saliva, dan sekresi pankreas. 
*metabolisme bilirubin
Empedu
1. Anatomi
e. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.
b. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus darri kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis.
c. Duktus empedu komunis, bersama dengan duktus penkreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.

2. Komposisi
Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-garam empedu.
d.Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses.
e.Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino.
1.Fungsi garam empedu
a.Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan golbulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja enzim.
b.Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
c.Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan letisin untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.
2.Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan hormon (sekretin dari CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan asam aminomencapai usus halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.

Kandung empedu
1.Anatomi. Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.
2.Fungsi
a.Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus-menerus disekresi oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum. 
b.Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.

PANKREAS

Pankreas Adalah kelenjar berukuran besar di balik kurvatur besar lambung. Sel-sel endokrin pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel-sel eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi.

Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas yang menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas.
Dibagi menurut bentuknya.
1.kepala (kaput) bagian kanan masuk lekukan sebelah kiri duodenum
2.badan (korpus) letaknya dibelakang lambung
3.ekor (kauda) sampai pada limpa (lien)
Dibagi menurut pekerjaannya.
1.duktus pankreatikus – saluran mengeluarkan enzim-enzim ke duodenum melalui ampullan vateri pada papila vateri
2.kelenjar-kelenjar buntu (endokrine) pulau-pulau langerhans mengeluarkan hormon insuline langsung ke dalam darah.
Pankreas menghasilkan :
1.Garam NaHCO3 : membuat suasana basa.
2.karbohidrase : amilase ubah amilum → maltosa.
3.dikarbohidrase : 
a.maltase ubah maltosa → 2 glukosa.
b.Sukrase ubah sukrosa → 1 glukosa + 1 fruktosa.
c.Laktase ubah laktosa → 1 glukosa + 1 galaktosa.
4.lipase ubah lipid → asam lemak + gliserol.
5.enzim entrokinase mengubah tripsinogen → tripsin dan ubah pepton → asam amino.
Kendali pada sekresi pankreas.
Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung.
Komposisi cairan pankreas.
Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak. 
1.enzim proteolitik pankreas (protease)
a.tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.
b.Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap rotein.
c.Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam amino bebas.
2. lipase pankreas
Menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
3. amilase pankreas
Menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa)
6.ribonuklease dan deoksiribonuklease 
Menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.



SISTEM PENCERNAAN

 
2.1 PENGERTIAN
Sistem pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang dari mulut sampai anus.

2.2 FUNGSI DAN SUSUNAN SISTEM PENCERNAAN 
Fungsi dari sistem pencernaan adalah:
Menerima nutrien (proses penyerapan)
Menghancurkan nutrien ke dalam bentuk molekul-molekul yang ukuran cukup kecil untuk mencapai dan memasuki aliran darah (proses pencernaan)
Memungkinkan molekul-molekul tadi untuk memasuki aliran darah (proses penyerapan) sehingga dapat dikirimkan ke seluruh jaringan.
 Fungsi sistem pencernaan secara keseluruhan:
Menerima makanan (mulut)
Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (mulut, tenggorokan, kerongkongan & lambung) 
Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (usus) 
Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Susunan Sistem Pencernaan
Mulut→faring→esofagus→lambung→usus halus→usus besar→rektum→anus
Tambahan sistem pencernaan: pankreas, hati dan kandung empedu

2.3 ORGAN-ORGAN SISTEM PENCERNAAN
2.3.1 MULUT
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian:
1.Bagian Luar atau vestibula : ruang diantara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi.
a.Bibir, terdiri atas 2 lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir atau mukosa. Otot orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat, depresor anguli oris menekan ujung mulut. Tempat bibir atas dan bawah bertemu membentuk sudut mulut.
b.Pipi, membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan bibir mulai pada lipatan nasolabial berjalan dari sisi hidung ke sudut mulut. Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
c.Gigi. setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari agian bawah sehingga gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah. Ada 2 macam: 
1.Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur 2,5 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus), dan 8 buah gigi geraham (molare).
2.Gigi tetap atau gigi permanen, tumbuh pada umur 6-18 tahun . Jumlahnya 32 buah.terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisiws),4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi graham ( molare ) dan 12 buah gigi geraham (premolare). 
Fungsi gigi :
Gigi seri : memotong makanan
Gigi taring : memutuskan makanan yang keras dan liat
Gigi geraham : menguyah makanan yang sudah dipotong-potong
Komponen gigi :
1. mahkota : bagian gigi yang terlihat. 
2. mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingiva (gusi).
3. membran peridontal : jaringan ikat yang melapisi kantong alveola dan melekat pada sementum di akar.
4. rongga pulpa : dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen apikal. 
5. dentin : menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi. Dentin pada bagian mahkota tertutup oleh email dan di bagian akar oleh sementum. Email terdiri dari 97% zat anorganik (terutama kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras dalam tubuh. Zat ini berfungsi untuk melindungi, tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi. Florida dalam air minum atau yang sengaja dikenakan pada gigi dapat memperkuat email. 
d.Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh seraput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakan keseluruh arah. 
Lidah dibagi tiga bagian :
1.Radiks Lingua = pangkal lidah
pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu menelan makanan, supaya makanan jangan masuk kejalan nafas.
2.Dorsum Lingua = punggung lidah
pada punggung lidah terdapat puting pengecap atau ujung saraf pengecap. 
3.Apeks Lingua = ujung lidah
a. Frenulum Lingua : selaput lendir terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakan keatas nampak selaput lendir.
b. Flika Sublingua : ada disebelah kiri dan kanan frenium lingua dan terdapat lipatan selaput lendir. Pada pertengahan flika sublingua ini terdapat saluran glandula parotis, sub maksilaris dan glandula sublingualis.
Otot-otot lidah:
a.Otot Ekstrinsik: berawal pada tulang dan jaringan diluar lidah dan berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
b.Otot Intrinsik : memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk membentuk sudut satu sama lain dan berfungsi dalam memberikan mobilitas pada lidah
c.Papila : elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal lidah. Papila menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.
Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup pengecap
Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur dengan makanan pada pemukaan lidah dan membantu pengecapan rasa.
Tipe sel yang dilidah adalah sel kelenjar Ebner. Substansi yang disekresi oleh sel ini adalah lipase lidah. Target sekresinya adalah trigliserida yang dicerna. Hasil sekresinya adalah asam lemak bebas dan gliserol.
Fungsi lidah :
a.Mengaduk makanan
b.Membentuk suara
c.Sebagai alat pengecap dan menelan
d.Merasakan makanan

2.Bagian Dalam : tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis.
Palatum, terdiri atas 2 bagian :
a.Palatum Durum atau keras : tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum. Fungsinya membantu bernafas dan mengunyah.
b.Palatum Mole atau Lunak : terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibosa dan selaput lendir. Fungsinya membantu dalam proses menelan.
Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri. 
Selaput lendir mulut ditutupi oleh epitelium yang berlapis-lapis. Di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.


e.Saliva
Kelenjar Saliva, terdiri dari 3 kelenjar :
1.Kelenjar Parotid : kelenjar sativa terbesar terletak agak kebawah dan di depan masing-masing telinga dan membuka melalui duktus parotid (stensen) menuju suatu elevasi kecil atau papila yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.
2.Kelenjar Submaksilaris : terletak dibawah rongga mulut bagian belakang yang membuka melalui duktus Wharton menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua. 
3.Kelenjar sublingualis : terletak dibawah selaput lendir dasar rongga mulut melalui duktus sublingua kecil.
Sekresi saliva terdiri dari :
1. Sekresi serosa : 98% air dan mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion ( natrium, klorida bikarbonat dan kalium).
2. Sekresi mukus : mengandung glikoprotein (musin), ion dan air.
Sekresi saliva isinya ptialin, air, garam-garam dan musin. Reaksi dari sekresi saliva berupa asam sedikit banyaknya 0,5-2 L dalam 24 jam. 
Fungsi dari saliva:
1.melarutkan makanan secara kimia
2.melembabkan dan melumasi makanan
3.membentuk antibodi
4.mengekskresikan zat buangan (asam urat dan urea)
5.menghasilkan enzim amilase (mengubah amilum menjadi maltosa)
   
Di mulut dihasilkan enzim ptialin. 
Jenis pencernaan di mulut:
1.Pencernaan Mekanis: pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuk bolus yang bulat untuk ditelan.
2.Pencernaan Kimiawi: pemecahan zat pati oleh ptialin jadi maltosa. 

Mengunyah
Di mulut terjadi proses mengunyah. Pada umumnya otot-otot pengunyah disarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial ke 5 dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus di dalam otak belakang. Perangsangan formasi retikularis dekat dengan pusat otak belakang untuk pengecapan dapat menimbulkan pergerakan ritmik mengunyah secara kontinu. Perangsangan area hipotalamus, amigdala dan korteks cerebi dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu dapat menimbulkan gerakan mengunyah. Kebanyakan proses mengunyah disebabkan oleh refleks mengunyah, yaitu:
1.Bolus makanan di dalam mulut menimbulkan refleks inhibisi otot pengunyah sehingga rahang bawah turun
2.Turunnya rahang bawah menimbulkan refleks regangan dari otot-otot rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound
3.Secara otomatis rahang bawah terangkat untuk menutup gigi dan menekan bolus lagi terhadap dinding mulut yang menghambat otot rahang bawah sehingga turun dan kembali lagi pada saat lain dan terus berulang.
Alasan mengunyah membantu proses pencernaan makanan, yaitu enzim-enzim pencernaan hanya berpengaruh pada permukaan partikel makanan, kecepatan pencernaan sangatlah bergantung kepada jumlah luas permukaan yang terkena sekret usus.


Di mulut ada rangsang yang di pengaruhi oleh saraf:
1. rangsang perifer : makanan, benda, sentuhan dan lain-lain.
2. rangsang sentral : pikiran, penglihatan, bau.
Efek dari rangsangan:
1. parasimpatis : memperbanyak pengeluaran ludah.
2. simpatis : mengurangi pengeluaran ludah.
Sekresi mulut
Tugasnya: 
1. mempergiat pencernaan zat tepung.
2. menolong mengatur pemasukan cairan-cairan kurangnya sekresi : mulut kering, haus.
3. merangsang nafsu makan dengan cara melarutkan bahan makanan sehingga kontak dengan bintik-bintik rasa.
4. makanan licin sehingga mudah ditelan.
Faktor-faktor mekanis dalam pencernaan;
1. nafsu makan : keinginan secara psikis akan makan.
2. lapar : sakit di daerah epigastrium karena kontraksi lambung.
3. haus : reaksi karena kekurangan cairan tubuh, kelenjar kelenjar ludah memerlukan air, kurang, sekresi dan mulut menjadi kering.
4. mengunyah : memotong, menekan, menggilas, dan mencampur makanan dengan ludah sehingga menjadi campuran siap untuk ditelan.
5. menelan : 
 1. sengaja : dengan lidah makanan didorong kedalam faring
2.tak sengaja : reflex, dengan cara makanan di dorong kedalam esofagus.

2.3.2 Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus) yang mempunyai bentuk sususnan saluran otot dilapisi dengan selaput lendir. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil atau amandel yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Di sini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung di depan ruas tulang belakang. Tekak terdiri dari:
1.Superior (bagian yang sama tinggi dengan hidung): disebut nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang telinga.
2.Media (bagian yang sama tinggi dengan mulut): disebut orofaring yang berbatas ke depan sampai di akar lidah
3.Inferior (bagian yang sama tinggi dengan laring): disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dan laring.
Pada faring, ke atas berhubungan dengan rongga hidung dan ke bawah berhubungan dengan rongga mulut. Laring (bawah) melanjutkan diri sebagai esofagus. Bentuk susunan faring yaitu saluran otot dilapisi oleh selaput lendir. Struktur faring yaitu terdiri dari 3 lapisan dinding:
1.lapisan mukosa: terletak paling dalam bersambung dengan lapisan dalam hidung, mulut dan saluran eustachius. Lapisan dalam bagian atas faring adalah epitelium dari saluran pernafasan dan bersambung dengan epitelium hidung. Bagian bawah faring yang bersambungan dengan mulut dilapisi dengan epitelium berlapis.
2.lapisan fibrosa : terletak antara lapisan mukosa dan lapisan berotot.
3.lapisan berotot: otot pada faring adalah otot konstriktor yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya kedalam esofagus. 
Menelan (deglutisi)
Dalam faring terjadi proses menelan (deglutisi), tahap menelan :
1. Tahap Volunter
Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke arah orofaring.
2. Tahap Faring Atau Faringeal
Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke pusat menelan dalam medula dan batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah penutupan semua ubang kecuali esofagus sehingga makanan bisa masuk.
a.Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulut
b.Otot palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk menutup mulut saluran masuk sehingga makanan tidak masuk ke rongga nasal.
c.Laring terelevasi, glotis tertutup dan epiglotis condong ke belakang menutup mulut laring yang menahan makanan sehingga tidak masuk ke saluran pernapasan.
d.Sfingter esofagus atas pada mulut esofagus secara normal menyempit untuk mencegah udara memasuki esofagus dan refleks relaksasi saat otot faring berkontraksi dan laring terelevasi.
e.Gelombang peristaltik kontraksi yang bermula pada otot faring menggerakkan bolus ke dalam esofagus.
3. Tahap Esofagus Atau Esofageal
Fase tidak sadar yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung. Pada tahap ini, berperan sfingter esofagus bawah yaitu suatu area sempit otot polos pada ujung bawah esofagus dalam kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan makanan terdorong ke dalam lambung.
Gerakan dari otot waktu menelan:
1.Menelan, laring ke atas untuk menutupnya
2.Menutupnya saluran lainnya kecuali esofagus
3.Menekan makanan ke bawah masuk esofagus
 
2.3.3 Esofagus
Esofagus adalah saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung. Panjangnya ± 25 cm diameter 1 inc, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan esofagus :
1.Lapisan selaput lendir atau mukosa
2.Lapisan submukosa
3.Lapisan otot melingkar sirkuler
4.Lapisan otot memanjang longitudinal
Fungsi esofagus adalah menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerakan peristaltik. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus.
Jenis sfingter pada esofagus yaitu sfingter gastroesofageal. Sfingter gastroesofageal fungsinya untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.
Sel yang ada di esofagus adalah sel mukosal. Substansi yang disekresi oleh sel mukosal adalah mukus. Target sekresi oleh sel mukosal adalah makanan yang dicerna. Hasil sekresi oleh sel mukosal adalah perlindungan lumen.
Lapisan yang membentuk esofagus :
1.Jaringan ikat
2.Jaringan otot, dibagi dua yaitu 2/3 otot lurik dan 1/3 otot polos. Yang otot polos dibagi dua yaitu otot polos memanjang (untuk mendorong makanan) dan otot polos melingkar (untuk meremas makanan).
3. Jaringan Epitel
Faktor mekanis dalam pencernaan :
a. jalannya makanan : 
1. reflex untuk menelan dengan pertolongan cairan untuk sampai ke katup lambung.
2. dengan gerakan peristalik makanan dibawa ke sfingter kardia dan didorong ke lambung.
 b. stimulasi sensoris : sakit, panas, dingin
Sekresi esofagus :
- bersifat mukoid dan terutama berfungsi memberikan pelumasan untuk pergerakan makanan melalui eofagus.
- badan utama esofagus dibatasi kelenjar mukosa simpleks tapi pada unjung gastrik lebih sempit dan permulaan esofagus terdapat banyak kelenjar mukosa komposita.
- mukus yang di sekresi oleh kelenjar komposita pada esofagus atas mencegah ekskoroasi mukosa oleh makanan yang baru masuk dan kelenjar komposita dekat perbatasan esofagus lambung melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh getah lambung yang mengalami refluks ke esofagus bawah.

2.3.4 Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J 1–2 L, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian pilorus.
a.Fundus Ventrikuli, bagian yang menonjol ke sisi kiri atas osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b.Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
c.Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
d.Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.
e.Kurvatura Mayor, lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Liamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limfa.
f.Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pda bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Susunan lapisan dari dalam ke luar, terdiri dari :
1.Lapisan selaput lendir, apabila lambung dikosongkan lapisan ini akan berlipat-lipat yang disebut rugae.
2.Lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis) : 
3.Lapisan otot miring (muskulus obliqus)
4.Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
5.Lapisan jaringan ikat/selosa (perutonium)
Fungsi Lambung
1.Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2.Getah cerna lambung yang di hasilkan : 
a.Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
b.Asam klorida (HCL), fungsinya mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin, merangsang keluarnya getah usus, dan mengatur membuka tutup kleps sfingter pilorus.
c.Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
d.Lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
Kelenjar – kelenjar yang ada di lambung berada di dalam selaput lendir lambung. 
Sekresi : getah lambung.
1)Isinya : pepsin, HCl, musin, air, garam, intrinsik faktor.
2)Reaksi : asam yang keras, Ph 0,9 – 1,5.
3)Banyaknya : antara 1000-2600 cc dalam 24 jam.
Perangsang.
1)Reflek : rangsang, perifer atau rangsang sentral.
2)Hormon (gastrin). 
Tugas sekresi
1)Menggiatkan pencernaan protein.
2)HCl mempersiapkan Ph optimal untuk enzim-enzim.
3)HCl menhancurkan (ionisasi0 kalsium dan zat besi, sehingga dapat di absorsi.
4)Membantu mencairkan makanan.
 Otot – otot sfinkter : terdapat pada kardia dan pilorus (m. Sfinkter pilori)
Tipe sel pada lambung
1.Parietal 
Substansi yang disekresi : HCl
Target sekresi : pepsinogen, makanan yang dicerna.
Hasil sekresi : pepsinogen diubah menjadi pepsin, ikatan-ikatan makanan lain dipecahkan.
2.Chief
Substansi yang disekresi : pepsinogen 
Target sekresi : protein yang dicerna.
Hasil sekresi : protein diubah menjadi asam amino.
3.Sel – sel G (hanya di dalam antrum)
Substansi yang disekresi : gastrin, kedalam aliran dalam.
Target sekresi : sel –sel chief dan parietal.
Hasil sekresi : sel – sel chief dan parietal mulai dan mempertahankan sekresi.
Sekresi lambung
Sekresi lambung diatur dalam tiga fase :
1.Sefalik, pada fase sefalik penglihatan, penciuman dan pikiran – pikiran tentang makanan juga adanya makanan di mulut bekerja pada pusat batang otak, secara refleks meningkatkan stimulasi parasimpatik (vagal) tentang salivasi, sekresi pankreas, pelepasan empedu dan sekresi lambung oleh sel –sel chief dan parietal. Meskipun sel –sel G juga dipersarafi oleh serabut vagal, efek parasimpatik tersebut tidak penting dalam pengaturan sekresi gastrin manusia. Lambung juga menerima rangsangan simpatik pada fase sefalik, dalam berespons terhadap peristiwa – peristiwa emosinal dan situasional. Jaras neural yang demikian memberikan mekanisme dimana emosi dapat mempengaruhi sekresi gastrointestinal. Rasa takut dan depresi tampaknya menguragi sekresi, sementara kemarahan dan permusuhan meningkatkan sekresi.
2.Gastrik, mengacu pada stimulasi sekresi lambung oleh adanya makanan (chyme) di dalam lambung. Peregangan dinding lambung oleh makanan merangsang reseptor peregang dalam dinding lambung. Zat kimia, terutama protein di dalam chyme merangsang kemoreseptor di dalam mukosa. Reseptor peregang dan kemoreseptor selanjutnya mengaktifkan neuron – neuron dalam pleksus mientrika yang selanjutnya menstimulasi sekresi oleh sel – sel chief dan parietal. Fase gastrik akhirnya dihentikan oleh suatu kombinasi kejadian – kejadian tersebut. Reseptor - reseptor peregang dan kemoreseptor dalam dinding lambung menjadi sulit dirangsang dan GIP ( Glukose-dependent insulino-trophic peptide) menurunkan sekresi HCl dan motilitas lambung. 
3.Intestinal, dimulai setelah chyme mencapai duodenum. Keasaman dari campuran ini merangsang sel – sel mukosal duodenum untuk melepas sekretin ke dalam aliran darah, protein memicu pelepasan kolesistokinin (CCK) ke dalam aliran darah dari sel – sel serupa, dan glukosa serta lemak merangsang sekresi GIP. GIP merangsang pelepasan insulin dari pulau – pulau Langerhans dan menurukan motilitas dan sekresi lambung. Reseptor – reseptor peregang di dalam duodenum memicu peristaltis, sehingga chyme di pecah – pecah, tercampur dengan enzim – enzim dan diencerkan, dan berjalam melewati lumen dinding usus halus yang mempunyai daya serap tinggi.
Faktor – faktor mekanis dalam pencernaan di lambung.
a.Sfingter kardiak:
1)Mudah dibuka dari usofagus, susah ari lambung.
2)Jika makanan karena sesuatu kembali ke usofagus reflek mengembalikan ke dalam lambung lagi
b.Penyimpanan di fundus dimana makanan telah dicampur dengan enzim – enzim dari mulut.
c.Gerakan dari dinding lambung 
1)gelombang peristaltik dimulai dari ujung kardia ke pilorus.
2)Makanan diaduk, dipecahkan menjadi benda – benda kecil dan dicampur dengan getah – getah pencernaan.
3)Makanan yang cair dilambu ng dinamakan khime.
d.Sfingter dari pilorus
1)Gelombang peristaltik yang kuat mendorong khime melalui spingter saraf – saraf parasimpatis mengendorkan fsingter.
2)Makanan diaduk, dipecahkan menjadi benda-benda kecil dan dicampur dengan getah-getah pencernaan.
e.Waktu kosongnya lambung
1)tergantung dari macamnya makanan : 1 – 4 jam. 
(a)Alkohol langsung diserap melalui selaput mukosa lambung : dapat melambat jika ada makanan lain untuk dicerna pada waktu yang sama
(b)Cairan yang encer berlangsung lebih cepat daripada yang kental.
(c)Protein dan lemak tinggal lebih lama.
(d)Makanan (substansi) yang hipertonis tinggal di lambung sampai menjadi isotonis misalnya : supaya obat cepat berhasil diberikan dengan air (minum).
2)Lambat jika menelan udara, kabanyakan nterjadi pada bayi (baby)
3)Lambat jika usus halus penuh.
Digesti dalam lambung. 
Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak.
1) Digesti protein. 
 Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik yang hanya dapat bekerja dengan pH dibawah 5. enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Lambung janin memproduksi renin, enzim yang mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannya untuk membentuk dadih (curd).
2) Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH yang rendah.
3)Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus yang tetap bekerja dalam lambung sampai asibitas lambung menembus bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat. 
Kendali pada pengosongan lambung 
1.Pengosongan distimulasi secara refleks saat merespons terhadap peregangan lambung, pelepasan gastrin, kekentalan himus, dan jenis makanan. Karbohidrat dapat masuk cepat, protein lebih lambat dan lemak tetap dalam lambng selama 3 – 6 jam.
2.Pengosongan lambung dihambat moleh hormon duodenum yang juga memhambat sekresi lambung dan oleh refleks umpan balik enterogastrk dari duodenum. Faktor – faktor hormon dan saraf ini mencegah terjadinya pengisian yang berlebih pada usus dan memberikan waktu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus.
3.Sinyal umpan balik memungkunkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu sehingga dapat diproses.
Muntah (emesis) : keluarnya isi lambung melalui sfingter kardii yang sedang kendor (istirahat), disebabkan oleh kontraksi terus – menerus dari diafragma, otot – otot perut dan gerakan peristaltik yang membalik ; sedangkan m. Sfingter pilorus menciut (kontraksi).
Pusat muntah terdapat di medulla oblongata dan dapat dipengaruhi oleh :
1.Substansi dalam darah, misalnya : eter, aksdosis, kurangnya oksigen.
2.Stimulasi refleks karena : 
(a)iritasi keras pada mukosa jalan makanan
(b)obstruksi (bendungan) pada saluran usus.
(c)Sakit sekali atau emosi yang hebat
(d)Gangguan dari kanalis semi sirkularis ( telinga bagian dalam)
(e)Penglihatan, bau rasa.

2.3.5 Usus Halus
Usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai kekatup ileosekal dengan diameter ± 2,5 cm dan panjang 3-5 m saat bekerja. Usus halus terletak didaerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar.
 Usus halus dibagi menjadi :
1. Duodenum (usus 12 jari) : panjangnya ¼ m berbentuk seperti sepatu kuda dan kepalanya mengelilingi kepala pankreas. Pada duodenum bermuara 2 saluran yaitu pankreas dan kantung empedu sehingga terjedi proses pencernaan secara kimiawi.
2. Jejenum (usus kosong) : panjangnya 7 m.
3. Ileum (usus penyerapan) : panjangnya 1 m. 
Lapisan dinding usus :
1. Lapisan luar : membran serosa yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat.
2. Lapisan berotot : terdiri dari 2 lapis serabut, lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal dan dibawahnya terdapat lapisan tebal terdiri dari serabut sirkuler. Diantara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah,pembuluh limfe dan plexus saraf.
3. Dinding submukosa : terdapat otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar dan plexus saraf yang disebut plexus meissner.
Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung.
Gerakan pada usus halus:
1. gerakan segmental: gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus 1 dari yang lain karena diikat oleh gerakan konstriksi serabut sirkuler
2. gerakan pendulum atau ayunan: menyebabkan isi usus bercampur
Faktor-faktor yang mengubah gerakan usus:
1. bendungan pada usus mengakibatkan kontraksi yang kuat dan kolik yang hebat
2. kurangnya aliran darah mengakibatkan kontraksi yang kuat dan sakit
3. terlalu banyak empedu
4. makanan yang susah dicerna memperbanyak peristaltik atau selulosa
5. syaraf: parasimpatis (kraniosakral) stimulasi kontraksi saraf simpatik mengistirahatkan usus
Enzim yang dihasilkan:
1. enterokinase: mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas
2. laktase: ubah laktosa menjadi glukosa
3. erepsin atau dipeptidase: ubah dipetptida atau pepton menjadi asam amino
4. maltase: ubah maltosa menjadi glukosa
5. disakarase: ubah disakarida menjadi monosakarida
6. peptidase: ubah polipeptida menjadi asam amino
7. sukrase: mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
8. lipase: ubah trigliserida jadi gliserol dan asam lemak
Kelenjar usus halus
Nama
Sifat
Kedudukan
Fungsi
Krip Lieberkuhn



Kelenjar Brunner


Kelenjar soliter


Kelenjar Peyer
Kelenjar tubuler sederhana


Kelenjar bertandan kecil

Kelompok folikel atas nodul jaringan limfe
Kelompok kelenjar soliter
Diseluruh selaput lendir usus halus


Dilapisan sukrosa usus, terutama di duodenum
Diseluruh selaput lendir mukosa usus halus
Dipermukaan mukosa ileum
Barangkali mengeluarkan getah usus, sukus enterikus
Sekresi zat pelindung alkali untuk duodenum
Perlindungan usus terhadap serangan bakteri


Didalam ileum terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus yang berfungsi memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan zat makanan akan lebih sempurna. Seleksi dari bahan-bahan yang di absorpsi di usus halus:
1. kedalam saluran darah: gula, garam, asam, asam amino dibawa melalui vena porta ke hati.
2. kedalam laktils (pembuluh limfe): lemak, dibawa ke pertemuan vena subklavia sinistra dengan vena jugularis interna sinistra, melalui duktus torasikus.
Kosongnya usus halus: normalnya 4,5-9 jam sesudah makan
a. tergantung dari gizi: gizi mudah dicerna jalannya lebih cepat, gizi berlemak lambat
b. tergantung pada saraf otonom.
Sekresi usus halus:
Chyme dalam duodenum tercampur dengan enzim pencernaan, substansi alkali, air, mukus dan empedu dari lambung, pankreas dan kantung empedu
Sekretin, CCK dan enteropeptidase mengubah tripsinogen dalam pankreas menjadi tripsin
Usu halus menyumbangkan mukus dan kelenjar brunner di dalam mukosa duodedal menyumbangkan lebih banyak bikarbonat dan air pada Chyme, dalam responnya terhadap asam, sekretin dan gastrin.
Absorpsi usus halus:
 1. karbohidrat 
Penguraian karbohidrat bermula di mulut dan berlanjut ke dalam duodenum dan terjadi pengubahan gula dalam usus halus
Penghantaran yang aktif maupun yang pasif digunakan untuk menyerap gula melewati lumen intestinal ke dalam aliran darah
 2. Protein
Protein di pecah oleh HCl dan pepsin dalam lambung. Polipeptida di usus halus di pecah jadi fragmen peptida dan asam amino oleh tripsin, keotripsin dan karboksipeptidase.
Asam amino di serap dalam darah oleh difusi aktif dan pasif
 3. Lemak
Enzim pankreatif memecah lemak menjadi rantai asam lemak dan monoglisarida yang berubahmenjadi globulus atau miseles.
Asam lemak dan monosakrida dipindahkan melewati mukosa intestin dari sebuah misol secara pasif, dan menyisa empedu.
Empedu yang tersisa dalam intestinal setelah absorpsi akan di serap lagi dalam ileum
Sebagian besar lemak di serap pada saat chyme mencapai bagian tengah jejenum
 4. Vitamin, Mineral dan Air
Vitamin yang larut oleh lemak maupun air akan berdifusi melewati mukosa intestin dan sumukosa intestin ke dalam darah.
Mineral dan elektrolit ( natrium dan besi) membutuhkan transport aktif dan yang lainnya berdifusi secara pasif
Air diserap secara pasif melalui lambung, usus halus dan usus besar. Ketika larutan hipetonik memasuki duodenum osmosis terjadi dalam lumen.
  
2.3.6 Usus Besar
Usus besar adalah kelanjutan dari usus halus. Usus besar dibagi menjadi :
- Kolon asendens (kanan) 
- kolon transversum 
- kolon desendens (kiri) 
- kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). 

Fungsi usus besar 
- mengatur kadar air
- tempat terjadinya proses pembusukan 
- tempat pembentukan vitamin K
Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar tedapat suatu penyempitan yang di sebut klep ileosekum yang berfungsi untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar tidak dapat balik ke usus halus. Pembentukan feses pada usus besar di bantu oleh bakteri Escherichia coli.
Gerakan dinding usus besar :
1. gerakan dari Haustre
 a. seluruh haustre berkontraksi dengan memudahkan absorpsi 
 b. air dan garam di absorpsi 
 c. absorpsi terjadi kebanyakan di kolon ascendes dan transversum 
2. gerakan peristaltic
 a. makanan dibawa dari sekmen yang satu ke yang lain
 b. terjadi 2-3 kali sehari
 c. rangsang : makanan di lambung 
Defekasi :
1. feses biasanya disimpan di kolon dessendens dan sigmoid.
2. membesarnya rectum (mengedan) adalah rangsang untuk refleks defekasi.
3. otot-otot bekerja untuk defekasi:
a. dengan banyaknya peristaltic serta banyaknya feses, peristaltic mendorong feses melalui muskulus sfingter ani internus yang sedang kendor.
b. dengan feses sedikit, muskulus sfingter ani internus tidak membuka. Kontraksi dari otot di dindig perut dan otot-otot dasar pelvis perlu sebagai tenaga pendorong.
c. sfingter di anus : bekerjanya secara sadar untuk menehan refleks tetap sadar, ini hilang jika penderita tdak sadar (sarafnya rusak disebut inkontinensia alvi).

Rektum
Panjangnya 10-13 cm. Bentuk susunannya: 
1.sfingter ani internus dan sfingter ani eksternus (otot sadar)
2.adanya pleksus hemorrhoidalis (anyaman pembuluh darah) 
rektum dapat berkontraksi yang aktivitasnya dapat menimbulkan terjadinya defekasi, yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan makanan melalui anus.

2.3.8 Anus
anus terdiri dari 2 lapis otot yaitu otot polos dan otot lurik